Syarat Bertaubat Dari Dosa

Setiap bani adam dilahirkan dalam keadaan yang suci, fitrah, dan bersih dari dosa, akan tetapi karena kesalahan, kealpaan, kelalaian, mereka harus mendapatkan dosa akibat perbuatan mereka.

Bismillahirrahmaanirrahiim, alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin, was-sholaatu was-salaamu ‘ala nabiyyil mursaliin, wa ‘ala aaliihi wa shohbihi ajma’iin, Amma ba’du.

Setiap bani adam dilahirkan dalam keadaan yang suci, fitrah, dan bersih dari dosa, akan tetapi karena kesalahan, kealpaan, kelalaian, mereka harus mendapatkan dosa akibat perbuatan mereka. Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : «كلُّ بني آدم خَطَّاءٌ، وخيرُ الخَطَّائِينَ التوابون». (رواه الترمذي وابن ماجه والدارمي وأحمد)

Artinya: Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Setiap anak adam -pasti- melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah mereka yang bertaubat” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Ad Darimy, dan Ahmad)

Maka sebuah keniscayaan bilamana seseorang jatuh pada kesalahan dan dosa, karena dengan keadaan seperti inilah manusia diciptakan, kadang berbuat baik, kadang berbuat buruk. Dan manusia yang terbaik adalah yang ketika ia berbuat buruk, ialah mereka yang kemudian sadar akan keburukan mereka dan bertaubat darinya.

Bagaimana Cara Bertaubat?

Di dalam kitab Riyadhus Shalihin, karya Al Imam An Nawawi rahimahullah, bahwasanya para ulama mengatakan:

التوبة واجبة من كل ذنب, فإن كانت المعصية بين العبد وبين الله تعالى لا تتعلق بحق آدمي فلها ثلاثة شروط: أحدها: أن يقلع عن المعصية. والثاني: أن يندم على فيعلها. والثالث: أن يعزم أن لا يعود إليها أبدا. فإن فقد أحد الثلاثة لم تصح توبته.

Artinya: Taubat merupakan sebuah kewajiban bilamana seseorang terjatuh pada perbuatan dosa, bilamana kemaksiatan yang dilakukan adalah antara seorang hamba terhadap Allah Ta’ala (yang tidak berkaitan dengan hak orang lain), maka ada 3 syarat: Pertama, berhenti dari berbuat maksiat. Kedua, menyesali kemaksiatan yang dilakukannya. Ketiga, bertekad untuk tidak mengulangi perbuatan itu selama-lamanya. Bilamana tidak terpenuhi satu dari tiga syarat tersebut, maka taubatnya tidak sah. (Kitab Riyadhus Shalihin: Hal. 14, Cet. 1, Dar Ibnu Katsir)

Maka syarat taubat ada 3 bila dosa tersebut tidak berkaitan dengan hak manusia, yaitu:

  1. Berhenti dari perbuatan maksiat,
  2. Menyesali kemaksiatan yang dilakukan,
  3. Bertekad untuk tidak mengulangi perbuatan itu selama-lamanya.

Adapun, bilamana kemaksiatan itu berkaitan dengan hak makhluk, maka ada 4 syarat sebagaimana disebutkan oleh para ulama:

وإن كانت المعصية تتعلق بآدمي فشروطها أربعة: هذه الثلاثة , أن تبرأ من حق صاحبها, فإن كانت مالا أو نحوه رده إليه, وإن كانت حد قذف ونحوه مكنه منه أو طلب عفوه, وإن كانت غيبة استحله منها

Artinya: Bilamana kemaksiatan berkaitan dengan (hak) orang lain, maka syaratnya ada 4, yaitu: 3 syarat yang telah disebutkan diatas, (ditambah) memberikan hak orang yang telah ia rampas haknya, (misalnya) bila ia memiliki tanggungan harta atau semisalnya, wajib baginya mengembalikannya, bila tanggungan itu berupa tuduhan zina, maka wajib baginya mencabut tuduhan tersebut bahkan juga wajib untuk meminta maaf darinya, bila ia meng-ghibah, maka ia wajib meminta penghalalan dari orang yg ia ghibahi. (Kitab Riyadhus Shalihin: Hal. 14, Cet. 1, Dar Ibnu Katsir)

Maka syarat taubat ada 4 bilamana kemaksiatan itu berkaitan dengan hak manusia, yaitu:

  1. Berhenti dari perbuatan maksiat,
  2. Menyesali kemaksiatan yang dilakukan,
  3. Bertekad untuk tidak mengulangi perbuatan itu selama-lamanya,
  4. Mengembalikan hak dari orang yang ia rampas haknya.

Wallahu ta’ala a’lam bis-showab

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *