Pentingnya Memilih Teman Yang Shalih

Bismillahirrahmaanirrahiim, alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin, was-sholaatu was-salaamu ‘ala nabiyyil mursaliin, wa ‘ala aaliihi wa shohbihi ajma’iin, Amma ba’du.

Islam merupakan agama yang penuh dengan keindahan, maka dari itu segala yang diajarkan di dalam agama Islam pastilah memiliki nilai kebaikan, baik di dunia maupun di akhirat. Diantara ajaran Islam yang paling agung yang berkaitan dengan hubungan antar manusia ialah wajibnya memilih teman baik nan shalih.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة

Artinya: Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap. (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan bahwasanya teman dekat itu berpengaruh kepada kehidupan seseorang. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwasanya siapapun yang menjadi teman dekatmu, maka ia akan mempengaruhimu. Maka orang yang beriman lagi berakal pastilah memilih teman yang dapat mempengaruhinya dalam kebaikan, dan menjauhkannya dari keburukan.

Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل

Artinya: Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya. (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927)

Maka dari itu, bila seseorang ingin memperbaiki agamanya hendaklah ia memilih teman yang baik agamanya, sehingga hal itu berpengaruh baik pada dirinya. Sebaliknya, jangan sampai seseorang memilih teman yang buruk agamanya sehingga agamanya rusak, dan berujung pada penyesalan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :

وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلاً يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَاناً خَلِيلاً لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنسَانِ خَذُولاً

Artinya: Dan ingatlah ketika orang-orang zalim menggigit kedua tanganya seraya berkata : “Aduhai kiranya aku dulu mengambil jalan bersama Rasul. Kecelakaan besar bagiku. Kiranya dulu aku tidak mengambil fulan sebagai teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Qur’an sesudah Al Qur’an itu datang kepadaku. Dan setan itu tidak mau menolong manusia” (Al Furqan: 27-29)

Maka sungguh kemalangan dan kebinasaan bagi seseorang bilamana ia memilih teman akrab yang buruk, kemudian mempengaruhi agamanya sehingga ia menyesal di penghujung hayatnya. Maka dari itu, merupakan sebuah kewajiban bagi orang tua untuk mengarahkan anak-anaknya untuk berteman dengan orang-orang yang baik nan shalih. Allah Ta’ala juga berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُون

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan “ (At Tahrim: 6).

Salah satu jalan yang bisa ditempuh para orang tua untuk mengarahkan anaknya untuk berteman dengan teman-teman yang shalih adalah dengan menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah agama, atau memasukkannya ke pondok peantren sehingga ia bisa dididik dan diarahkan oleh ustadz, dan musyrifnya dan saling memotivasi dalam kebaikan bersama teman-temannya.

Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memudahkan kita untuk berteman dan bergaul dengan teman-teman yang shalih, sehingga kehidupan beragama kita menjadi semakin baik dari waktu ke waktu, Aamiin.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *