Berbaik Sangka Kepada Allah

Bismillahirrahmaanirrahiim, alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin, was-sholaatu was-salaamu ‘ala nabiyyil mursaliin, wa ‘ala aaliihi wa shohbihi ajma’iin, Amma ba’du.

Allah subhanahu wa ta’ala telah menggariskan taqdir setiap manusia dengan kebijaksanaan dan keadilan-Nya. Tidaklah Allah berbuat sesuatu melainkan ada hikmah dan pelajaran yang bisa diambil oleh manusia. Keadaan kaya, miskin, sehat, sakit, kemalangan, dan keberuntungan yang diterima manusia telah Allah tetapkan dengan keadilan-Nya. Sekarang tergantung manusia apakah mereka bisa menerima semua hal tersebut kemudian ridha terhadap apa yang Allah berikan atau tidak.

Maka penting bagi setiap muslim memiliki persangkaan yang baik kepada Allah ‘Azza Wa Jalla. Seorang muslim harus meyakini bahwa apa yang Allah berikan kepada-Nya merupakan kebaikan dan anugrah yang besar yang telah Allah takdirkan. Walupun terkadang apa yang bisa kita rasakan hanyalah rasa pahit terhadap musibah dan cobaan yang terus menerus datang.

Di dalam sebuah hadits qudsi, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

يقولُ اللَّهُ تَعالَى: أنا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بي، وأنا معهُ إذا ذَكَرَنِي، فإنْ ذَكَرَنِي في نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ في نَفْسِي، وإنْ ذَكَرَنِي في مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ في مَلَإٍ خَيْرٍ منهمْ، وإنْ تَقَرَّبَ إلَيَّ بشِبْرٍ تَقَرَّبْتُ إلَيْهِ ذِراعًا، وإنْ تَقَرَّبَ إلَيَّ ذِراعًا تَقَرَّبْتُ إلَيْهِ باعًا، وإنْ أتانِي يَمْشِي أتَيْتُهُ هَرْوَلَةً.

Artinya: “Allah Ta’ala berfirman: ‘Aku bergantung pada persangkaan hamba kepada-Ku. Aku bersamanya kalau dia mengingat-Ku. Kalau dia mengingat-Ku pada keadaan sediri, Aku mengingatnya pada diri-Ku. Kalau dia mengingat-Ku di dalam suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di dalam kumpulan yang lebih baik dari mereka. Kalau dia mendekat sejengkal, Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Kalau dia mendekat kepada diri-Ku sehasta, Aku akan mendekatinya sedepa. Kalau dia mendatangi-Ku dengan berjalan, Aku akan mendatanginya dengan berlari'” (HR. Bukhari: 7405)

Kita diingatkan oleh kisah Nabi Yusuf ‘alaihissalaam. Betapa berat cobaan yang beliau terima semenjak usia nan belia. Walupun demikian, beliau selalu yakin bahwa Allah senantiasa mendengar doanya, dan akan mengabulkannya suatu saat nanti. Begitu juga bagi setiap muslim, maka haruslah senantiasa berdoa kepada Allah meminta kebaikan untuk kehidupannya dan akhiratnya kemudian yakin bahwa Allah ‘Azza wa Jalla akan memberikan apa yang ia pinta di suatu saat nanti. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا۟ لِى وَلْيُؤْمِنُوا۟ بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Artinya: Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS. Al Baqarah: 186)

Bilamana apa yang kita pinta tak kunjung dikabulkan, maka janganlah sampai kita berputus asa dari Allah subhanahu wa ta’ala, karena orang yang mudah berputus asa dari Allah hanyalah orang yang tersesat. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

قَالَ وَمَن يَقْنَطُ مِن رَّحْمَةِ رَبِّهِۦٓ إِلَّا ٱلضَّآلُّونَ

Artinya: Ibrahim berkata: “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat”. (QS. Al Hijr: 56)

Bilamana doa kita tak kunjung dikabulkan, maka alangkah bijaknya kita mengintrospeksi diri, jangan-jangan ada dosa yang menghalangi doa kita untuk dikabulkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla. Nabi shallaallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengisahkan seseorang yang terhalang dari dikabulkannya doa karena harta haram yang ia makan, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ، يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ، يَا رَبِّ، يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ، وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ، فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ؟

Artinya: Lalu Nabi menyebutkan cerita seorang lelaki yang telah menempuh perjalanan panjang, hingga sehingga rambutnya kusut dan berdebu. Ia menengadahkan tangannya ke langit dan berkata: ‘Wahai Rabb-ku.. Wahai Rabb-ku..’ padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia diberi makan dari yang haram. Bagaimana mungkin doanya dikabulkan? (HR. Muslim: 1015)

Semoga Allah subhanahu wa ta’ala senantiasa memudahkan kita untuk berhusnudzhan terhadap segala yang menimpa kita. Semoga Allah mengabulkan doa-doa yang senantiasa kita panjatkan untuk kebaikan dunia dan akhirat kita, Aamiin.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *