20 Sebab Mengapa Engkau Harus Memaafkan

Bismillahirrahmaanirrahiim, alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin, was-sholaatu was-salaamu ‘ala nabiyyil mursaliin, wa ‘ala aaliihi wa shohbihi ajma’iin, Amma ba’du.

Mudah memaafkan merupakan salah satu ciri-ciri orang yang beriman. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَإِذَا مَا غَضِبُوا هُمْ يَغْفِرُونَ

Artinya: apabila mereka marah mereka memberi maaf. (QS. As-Syuraa: 37 )

Bahkan, mudah memaafkan adalah ciri-ciri penghuni surga. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلْكَٰظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ

Artinya: (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. (QS. Ali Imran 134)

Menjadi seorang yang mudah memaafkan memerlukan usaha yang keras, karena seringkali hawa nafsu kita mengarahkan kita kepada sifat arogan, pendendam, dan tidak terima. Maka dari itu, para ulama mengumpulkan beberapa sebab yang apabila sebab-sebab tersebut berkumpul pada seseorang, niscaya ia akan mudah menjadi seorang pemaaf.

Berikut ini adalah sebab-sebab mengapa Anda harus menjadi pemaaf:

#1 Segala Hal Telah Ditakdirkan

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

واعلم أن ما أخطأك لم يكن ليصيبَك، وما أصابك لم يكن ليخطئَك

Artinya: ketahuilah, bahwa segala sesuatu (yang telah Allah ta’ala tetapkan) tidak akan menimpamu, maka semua itu (pasti) tidak akan menimpamu, dan segala sesuatu (yang telah Allah ta’ala tetapkan) akan menimpamu, maka semua itu (pasti) akan menimpamu (HR. Ahmad: 1/307)

Jangan sekedar melihat kepada mereka yang menzalimimu, akan tetapi lihatlah Allah yang mentakdirkan engkau agar mereka menzalimimu. Bila engkau menyadari segala hal telah ditakdirkan untukmu, maka engkau akan dapat beristirahat dari kegelisahan, dan gundah gulana.

#2 Musibah Datang Akibat Dari Dosa-dosa yang Kita Lakukan

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ

Artinya: Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (QS. Asy-Syuura: 30)

Bilamana seseorang telah mengetahui bahwasanya segala musibah yang menimpa dirinya berasal dari dosa dan kesalahan yang ia lakukan, maka ia pasti akan menyibukkan diri dengan bertaubat dan beristighfar karena dosa-dosa yang telah ia lakukan, sehingga ia tidak sempat mencela orang-orang yang menzaliminya.

Akan tetapi, bilamana seseorang tidak bersabar atas kezaliman orang lain terhadap dirinya, kemudian ia tidak bertaubat dan beristighfar atas datangnya kezaliman itu, dan malah disibukkan dengan mencela dan membalas dendam terhadap orang-orang yang menzaliminya, maka ketahuilah sungguh benar-benar musibah tersebut adalah musibah yang sejati.

Akan tetapi, bilamana musibah datang kepadanya kemudian ia bertaubat, dan beristighfar kepada Allah maka sesungguhnya hakikat musibah ini adalah nikmat yang Allah berikan kepadanya. Mengapa? Karena dengan musibah itu ia menjadi ingat dengan dosa-dosanya dan bersegera dalam bertaubat.

#3 Menyadari Bahwa Memaafkan Itu Ganjarannya Besar

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا ۖ فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ

Artinya: Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim. (QS. Asy-Syura: 40)

Harus diketahui bahwasanya bilamana Allah menggunakan konteks “Pahalanya Atas Tanggungan Allah”, maka sesungguhnya hal tersebut menunjukkan besarnya ganjaran yang akan Allah berikan kepadanya. Maka sungguh besar pahala orang yang memaafkan orang lain yang menzaliminya.

Pahala besar ini bukan tanpa sebab. Seseorang bilamana dizalimi orang lain bisa jadi ia bersabar atas kezaliman tersebut, akan tetapi belum bisa memaafkannya. Berbeda halnya orang yang memaafkan, mereka memberikan maaf dan bersabar atas kezaliman yang ia dapatkan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ

Artinya: Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (QS. Az-Zumar: 10)

Orang-orang yang bersabar saja diberi ganjaran oleh Allah ta’ala tanpa batas, bagaimana lagi bagi orang yang memaafkan?

#4 Memaafkan Membersihkan Hati Dari Penyakit-penyakit yang Berkaitan dengan Orang Lain

Orang-orang yang memaafkan akan terbersihkan hatinya dari penyakit-penyakit hati yang berbahaya, antara lain: jengkel, dongkol, ingin balas dendam, dan ingin keburukan menimpa orang lain. Sehingga ketika ia telah menjadi pribadi yang memaafkan, ia akan merasakan manisnya memaafkan. Hatinya akan merasakan kenikmatan lebih besar dibanding bilamana ia melakukan balas dendam.

Seseorang yang hatinya dipenuhi keinginan untuk membalas dendam maka ia akan disibukkan dengan bisikan-bisikan syaithan yang mengajak pada keburukan. Pikiran, dan hatinya akan terus berupaya agar orang lain bisa jatuh dan celaka. Maka karenanya hatinya menjadi kotor, dan hitam.

Berbeda halnya dengan seseorang yang mudah memaafkan, ia akan terbebas dari bisikan-bisikan yang mengajak kepada keburukan sehingga hatinya bersih dari niat-niat buruk. Mereka yang mudah memaafkan hatinya akan beristirahat dari syahwat-syahwat dendam yang mengantarkan kepada jalan kebinasaan.

#5 Memaafkan Akan Menambah Kemuliaan Seseorang

Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda:

وما زادَ اللَّهُ عَبْدًا بعَفْوٍ إلَّا عِزًّا

Artinya: Tidaklah Allah menambah sesuatu kepada seorang hamba ketika dia memaafkan kecuali kemuliaan. (HR. Muslim: 2588)

Apa yang dilihat oleh manusia, yakni ketika seseorang tidak membalas dendam maka ia adalah orang yang lemah, dan hina. Hal ini bertentangan dengan apa yang Allah katakan, yaitu bila kita dapati seseorang tidak membalas dendam dan memaafkan orang lain maka sesungguhnya kemuliaannya akan ditinggikan oleh Allah ‘Azza wa Jalla. Allah seringkali memberikan kemuliaan kepada orang yang terlihat lemah dan hina di mata manusia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وما تَواضَعَ أحَدٌ للَّهِ إلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ

Artinya: Tidaklah seseorang merendahkan diri dihadapan Allah kecuali Allah akan tinggikan derajatnya. (HR. Muslim: 2588)

Semoga Allah subhanahu wa ta’ala menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang mudah memaafkan sehingga ditinggikan derajat kita di akhirat nanti, Aamiin.

Bersambung InsyaAllah..

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *