Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengutus Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai rahmat bagi seluruh alam. Dalam Al-Qur’an, Allah menggambarkan sosok Nabi Muhammad dengan sangat indah melalui ayat-ayat yang sarat makna. Salah satu ayat yang merangkum kepribadian mulia beliau terdapat dalam Surah At-Taubah ayat 128, yang mengungkapkan tiga sifat fundamental yang menjadikan Rasulullah sebagai pemimpin spiritual terbaik sepanjang masa.
Mari kita renungkan bersama tiga sifat penting yang Allah sebutkan dalam firman-Nya:
Sifat Pertama: Dekat dan Akrab dengan Umatnya
Firman Allah:
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ
“Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri…”
Penjelasan
Frasa “مِّنْ أَنفُسِكُمْ” (min anfusikum) memiliki makna yang sangat mendalam. Kata ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bukan sosok yang asing atau jauh dari umatnya. Beliau berasal dari golongan mereka sendiri, berbagi bahasa yang sama, memahami budaya mereka, dan merasakan realitas kehidupan yang mereka jalani.
Kedekatan ini bukan sekadar kedekatan geografis atau genealogis, tetapi juga kedekatan personal, sosial, dan emosional. Rasulullah hidup bersama umatnya, merasakan suka dan duka mereka, serta memahami persoalan-persoalan yang mereka hadapi. Beliau adalah pemimpin yang tidak menara gading, tetapi turun langsung ke tengah-tengah masyarakat.
Sifat ini mengajarkan kita pentingnya membangun kedekatan dan keakraban dalam kepemimpinan dan dakwah. Seorang pemimpin yang efektif adalah yang mampu memahami dan merasa dekat dengan orang-orang yang dipimpinnya.
Sifat Kedua: Peduli dan Peka terhadap Penderitaan Umat
Firman Allah:
عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ
“Berat terasa olehnya penderitaanmu…”
Penjelasan
Ungkapan “عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ” (‘azīzun ‘alayhi mā ‘anittum) menggambarkan tingkat empati yang luar biasa. Kata “azīz” dalam konteks ini bermakna “berat” atau “sulit”, yang menunjukkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam merasa sangat susah dan terbebani ketika melihat umatnya mengalami kesulitan, penderitaan, atau kesusahan.
Ini adalah puncak dari kepedulian dan kepekaan. Beliau tidak bisa tidur nyenyak ketika mengetahui ada umatnya yang lapar. Beliau tidak bisa tenang ketika mengetahui ada yang tersesat atau dalam kesulitan. Setiap masalah umat adalah masalah beliau. Setiap penderitaan mereka adalah penderitaan beliau.
Sifat ini mengajarkan kita untuk tidak acuh tak acuh terhadap penderitaan orang lain. Sebagai pengikut Rasulullah, kita harus memiliki kepekaan sosial yang tinggi dan empati yang mendalam terhadap sesama, terutama terhadap mereka yang lemah dan tertindas.
Sifat Ketiga: Sayang Tanpa Syarat kepada Kaum Beriman
Firman Allah:
حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
“(Ia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman.”
Penjelasan
Bagian ayat ini merupakan penegasan yang paling tegas tentang kasih sayang Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap umatnya. Ada tiga aspek penting dalam frasa ini:
1. Harīshun ‘alaykum (حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ)
Kata “harīsh” menunjukkan keinginan yang sangat kuat dan antusiasme yang tinggi. Rasulullah sangat bersemangat dan berkeinginan kuat agar umatnya mendapatkan petunjuk, keimanan, dan keselamatan. Beliau berusaha dengan segala daya upaya untuk membimbing umatnya menuju jalan yang lurus.
2. Ra’ūf (رَءُوفٌ)
Kata “ra’ūf” bermakna sangat lembut dan penyayang. Ini menggambarkan kelembutan hati Rasulullah dalam memperlakukan umatnya. Beliau tidak kasar, tidak keras, dan tidak memaksa. Pendekatan beliau selalu penuh kelembutan dan kasih sayang.
3. Rahīm (رَّحِيمٌ)
Kata “rahīm” adalah sifat yang menunjukkan rahmat dan belas kasihan yang mendalam dan konsisten. Kasih sayang Rasulullah bukan bersifat sesaat atau bergantung pada kondisi tertentu, tetapi merupakan kasih sayang yang abadi dan tanpa syarat.
Kombinasi ketiga sifat ini menunjukkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sosok yang penuh cinta kepada umatnya. Beliau mengasihi mereka dengan kasih sayang yang murni, tulus, dan tanpa pamrih.
Kesimpulan
Tiga sifat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang digambarkan dalam Surah At-Taubah ayat 128 ini memberikan pelajaran berharga bagi kita semua. Sebagai umat Muhammad, kita dituntut untuk meneladani sifat-sifat mulia beliau dalam kehidupan sehari-hari:
- Membangun kedekatan dan keakraban dengan sesama, tidak bersikap eksklusif atau menjauh dari masyarakat
- Menumbuhkan kepedulian dan kepekaan terhadap penderitaan orang lain, serta berusaha meringankan beban mereka
- Menanamkan kasih sayang yang tulus kepada sesama muslim, tanpa pamrih dan tanpa syarat
Mudah-mudahan kita semua dapat meneladani akhlak mulia Rasulullah dan menjadi pribadi yang bermanfaat bagi sesama. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan shalawat kepada Nabi Muhammad, keluarganya, dan para sahabatnya.
Wallahu a’lam bishawab.
