Di era yang penuh dengan riuhnya pujian dan celaan manusia, nasihat Al-Hasan Al-Bashri رحمه الله mengingatkan kita pada prinsip dasar keikhlasan:
“Senantiasa seorang hamba dalam kebaikan, apabila dia berkata, dia berkata karena Allah, dan apabila dia beramal, dia beramal karena Allah Azza wa Jalla.” (Dzamm Ar-Riya’ 178)
Kalimat singkat ini bagai pelita yang menerangi jalan seorang mukmin. Bukan sekadar anjuran untuk berbuat baik, tetapi petunjuk bagaimana kebaikan itu harus dilandasi dengan keikhlasan kepada Sang Pencipta.
Al-Hasan Al-Bashri, seorang ulama tabi’in yang dikenal dengan ketakwaan dan kedalaman ilmunya, dalam perkataannya mengajarkan dua pondasi utama:
- Berkata Karena Allah
Setiap ucapan seorang muslim—baik berupa nasihat, dakwah, atau percakapan sehari-hari—harus diniatkan untuk mencari ridha Allah. Ketika menasihati saudara seiman, misalnya, tujuannya bukan untuk merasa lebih benar, melainkan agar kebenaran Allah tegak. - Beramal Karena Allah
Seluruh ibadah—mulai dari shalat, sedekah, puasa, hingga sekadar senyum tulus—harus terlepas dari keinginan dipuji atau dianggap hebat oleh manusia.
Dan pondasi diatas selaras dengan firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Bayyinah Ayat 5:
وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلْقَيِّمَةِ
Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.“
Didalam kitab “Tafsir Al-Muyassar” dijelaskan bahwa mereka tidak diperintahkan dalam seluruh syariat Allah kecuali agar mereka beribadah kepada Allah semata, mengarahkan ibadah mereka hanya kepada wajah NYA,menjauhi syirik dengan condong kepada iman,menegakan shalat dan menunaikan zakat. Itulah agama istiqamah, yaitu agama islam.
Di zaman media sosial yang sarat dengan “pamer kebaikan”, nasihat beliau rahimahullah ini dapat menjadi benteng pelindung bagi hati kita. Mari bertanya pada diri sendiri: apakah ucapan dan amal kita hari ini benar-benar untuk Allah, ataukah justru untuk mendapat ‘like’ dan pujian?
Semoga Allah Azza wa Jalla senantiasa membimbing kita dalam kebaikan dan memudahkan kita dalam beramal untuknya. Aamiin