Jika seorang hamba memiliki adab yang baik, akhlak yang mulia, dan jiwa yang luhur, maka itu adalah tanda kebahagiaan seorang mukmin di dunia dan akhirat.
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Adab seseorang adalah cerminan kebahagiaannya dan keberuntungannya. Sebaliknya, kurangnya adab adalah tanda kesengsaraan dan kehancurannya. Tidak ada yang lebih mendatangkan kebaikan dunia dan akhirat selain adab, dan tidak ada yang lebih mendatangkan kerugian selain kurangnya adab. Lihatlah bagaimana adab terhadap orang tua dapat menyelamatkan seseorang dari kesulitan, seperti kisah tiga orang yang terperangkap di dalam gua dan salah satunya selamat berkat baktinya kepada orang tuanya. Dan sebaliknya, kurangnya adab terhadap ibu dapat menyebabkan kehancuran.
Adab yang dimaksud di sini adalah menerapkan perilaku yang terpuji dalam ucapan dan perbuatan. Dengan kata lain, adab adalah berhias dengan akhlak yang mulia.
Abdullah bin Mubarak berkata: “Banyak orang membicarakan tentang adab, tetapi kami berpendapat bahwa adab adalah mengenal diri sendiri, memahami kekurangannya, dan menghindari sifat buruknya.”
Sesungguhnya akhlak yang baik dan adab merupakan tanda mengikuti jejak Rasulullah ﷺ dan meneladani sunnahnya. Allah memerintahkan hal ini dalam firman-Nya:
{لَقَدْ كانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كانَ يَرْجُوا اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيراً}
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21)
Inilah kedudukan seseorang yang ingin meneladani akhlak Islam yang luhur serta beradab dengan adab yang telah Allah ajarkan kepada hamba-hamba-Nya dalam kitab-Nya yang mulia. Rasulullah ﷺ sendiri memiliki akhlak yang agung sebagaimana Allah berfirman:
“Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al-Qalam: 4)
Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
Aisyah radhiyallahu ‘anha menggambarkan akhlak Rasulullah ﷺ dengan mengatakan: “Akhlak Nabi Allah ﷺ adalah Al-Qur’an.”
Ibn Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata tentang Al-Qur’an: “Sesungguhnya Al-Qur’an adalah jamuan Allah, maka pelajarilah adab dari jamuan-Nya.” HR. Ad-Darimi
Demikianlah keadaannya di dunia, sedangkan di akhirat, tidak ada ganjaran bagi orang yang memiliki akhlak yang baik selain surga dan kenikmatan di dalamnya bersama Rasulullah ﷺ.
Beliau bersabda: “Sesungguhnya orang yang paling aku cintai di antara kalian dan yang paling dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah mereka yang paling baik akhlaknya, mereka yang lembut, penuh kasih sayang, dan mudah bergaul dengan sesama. Dan sesungguhnya orang yang paling jauh dariku pada hari kiamat adalah mereka yang banyak berbicara tanpa manfaat, sombong, dan angkuh.” HR. Ahmad.
Rasulullah ﷺ juga bersabda: “Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan daripada akhlak yang baik.” HR. Abu Dawud no. 4799
Beliau juga bersabda: “Sesungguhnya orang Islam yang terbaik adalah yang paling baik akhlaknya.” HR. Abu Dawud no. 4682
Dan beliau bersabda: “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” HR. Tirmidzi no. 2002
Oleh karena itu, Rasulullah ﷺ selalu berdoa: “Ya Allah, sebagaimana Engkau telah memperindah ciptaanku, maka perindahlah akhlakku.”
Hubungan antara adab dalam berinteraksi dengan sesama dan akhlak yang baik sangatlah jelas. Sebab, akhlak yang baik adalah aspek batin yang melahirkan adab yang baik dan perilaku yang terpuji. Akhlak yang baik menjadi dasar dalam membangun aturan interaksi atau adab dengan sesama.
Sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda: “Tidaklah seseorang beriman hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.”
Jika seseorang mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri, maka ia akan mengendalikan jiwanya, menahan diri dari keserakahan, sifat cinta terhadap harta, serta keinginan untuk menimbun dan memperbanyak kekayaan. Semua itu dapat melahirkan sifat tercela seperti ketamakan, kesombongan, iri hati, dan kezaliman, yang menghilangkan kemuliaan dan akhlak yang baik.
Sebaliknya, ia akan menggantinya dengan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, sifat mendahulukan orang lain, kemurahan hati, kedermawanan, ketulusan dalam bersedekah, serta mengisi dirinya dengan sikap kasih sayang, rahmat, belas kasih, kelembutan, pemaafan, keramahan, kejujuran, keadilan, dan amanah.
Referensi:
- Jangan Tinggalkan Doa!
- Berani Mengakui Kesalahan
- Bersabar Dalam Menuntut Ilmu
- Musabaqoh Hifdzil Quran Virtual#2 2025
- 9 Amalan Ringan Berpahala Besar
- Akhlakul Karimah: Cerminan Kesempurnaan Ajaran Islam dalam Diri Seorang Muslim
- Berbaik Sangka Menenangkan Batin
- Tebar Kurban Idul Adha 1446H
- Tanda-Tanda Ibadah Ramadhan Diterima
- Keistimewaan Bulan Ramadhan
- Adab adalah Kunci Kebahagiaan
- Menepati Janji & Amanah; Akhlak Orang-orang Mulia